Bije Widjajanto shares his thought

Manusia dilahirkan untuk memberi arti bagi orang lain. Saya membagikan ide dan pemikiran saya lewat posting dalam blog ini dengan harapan ada yang bermanfaat bagi para pembaca. Topik yang saya angkat dalam blog ini berkisar antara: membangun motivas diri, self leadership, team building, konsep business development dan secara khusus franchising. Saya membuka diri bagi para pembaca yang ingin memberi masukan, komentar, kritik, saran ataupun koreksi.

Monday, January 02, 2006

Mobil empat roda dan empat mesin (TEAMWORK III)

Peran Leader dalam Kelompok

Mobil yang kita kenal dan ketahui saat ini hanya menggunakan mesin tunggal, berapapun jumlah rodanya, seberapapun jumlah silinder/piston yang digunakan. Output tenaga mesin tersebut didistribusikan kepada roda penggerak, ada yang satu ada yang dua dan ada yang empat, melewati sistem couple dan transmisi. Sebelum terlalu jauh, perlu saya batasi bahwa mobil yang dibahas disini dibatasi hanya untuk mobil beroda maksimal 4 buah. Jumlah mesin sebanyak satu dalam mobil yang berjalan pada landasan padat, adalah jumlah maksimum. Lain halnya dengan kendaraan yang berjalan pada landasan cair atau gas, seperti perahu atau pesawat terbang.

Suatu saat saya sangat heran dengan keputusan seorang masinis Kereta Api. Karena penumpang yang berlimpah, dan tambahan gerbong, lokomotif penariknya tidak kuat menarik, akhirnya diputuskan ditambah satu buah lokomotif lagi dipasang di depan lokomotif yang sudah ada. Berdasarkan ilmu yang pernah saya pelajari, hal tersebut adalah keputusan 'kurang cerdas', karena solusi hal itu tidak akan membantu sama sekali. Dan akhirnya memang terjadi, ketika kereta dicoba dijalankan, kedua lokomotif menjalankan mesinya dan mengangkat gas. Yang terjadi, rangkaian gerbong berjalan tersendat-sendat seperti mobil yang bensinnya habis atau salah satu businya mati. Penunmang berteriak2 karena ada beberapa mereka yang terinjak oleh penumpang lain karena mau jatuh. Beberapa gelas yang diletakkan di meja kecil dalam gerbong jatuh atau airnya tumpah.

Saya tertawa dalam hati, karena itulah yang saya prediksikan. Mesin lokomotif akan menghasilkan tenaga, tenaga itu sebagian akan digunakan untuk menggerakkan dirinya sendiri. Dengan tingkat putaran mesin (rpm) tertentu, dia bisa menarik dirinya sendiri beserta rangkaian gerbong yang digandengkan kepadanya, pada kecepatan tertentu, semakin ringan, beban semakin cepat gerakannya. Ketika lokomotifnya ditambah menjadi 2 buah, sebut lok1 untuk yang paling depan dan lok2 untuk yang dibelakangnya.

Dalam keadaan salah satu lok mati (mesin tidak dihidupkan), maka beban lok1 adalah berat rangkaian gerbong + berat lok2, dan beban bagi lok2 adalah berat rangkaian gerbong dan berat lok1. Ketika salah satu mesin lok2 dijalankan dia akan menarik rangkaian gerbong dan lok yang lainnya, pada tingkat kecepatan tertentu.

Terjadi konflik ketika kedua lok menjalankan mesinya. Ketika tenaga lok1 lebih kuat dari lok2, maka lok2 akan menjadi penyalur tenaga untuk rangkaian gerbong, dan sekaligus menjadi beban bagi lok1. Ketika itu, lok2 akan kehilangan beban dan tenaga yang ditimbulkan akan digunakan untuk mempercepat dirinya sendiri. Akhirnya dia akan meloncat kedepan. Begitu dia meloncat ke depan, di depannya sudah ada lok1 yang menghambat loncatan itu. Begitu sebaliknya apabila tenaga yang dihasilkan lok2 lebih besar dia akan menarik rangkaian gerbong dan mendorong lok1. Ketika lok1 terdorong, dia akan kehilangan beban dan meloncat ke depan, begitu dia meloncat lok2 beserta rangkaian gerbong akan menghambatnya. Itulah yang membuat rangkaian kereta api berjalan tersendat-sendat.

Baik, saya akan kembali pada topik mobil dengan empat roda dan empat mesin. Hal seperti itulah yang akan terjadi, apabila sebuah mobil (kendaraan yang berjalan pada landasan padat) memiliki lebih dari satu mesin. Lebih2 apabila setiap roda digerakkan dengan satu mesin yang terpisah. Seberapa kuat tenaga yang dihasilkan masing2 mesin, tetap akan menghasilkan gerakan mobil pada kecepatan yang sama. Akibat dari perbedaan ini, adalah gesekan, baik pada roda yang berputar lebih cepat ataupun yang berputar lebih lambat. Atau dalam kondisi tertentu, mobil tersebut hanya akan berputar2 saja, tidak bisa berjalan dengan arah yang benar, atau lebih parah lagi akan terpelanting.

Kondisi seperti itulah yang sebenarnya terjadi dalam sebuah organisasi/lembaga. Sebuah organisasi tentu akan menempatkan orang2 dalam posisi tertentu dan pekerjaan tertentu pula. Pekerjaan2 itu tentu dibagi/dikelompokkan berdasarkan fungsinya dalam menggerakkan seluruh organisasi, masing2 kelompok dikelola oleh bagian atau department tertentu. Masing2 department bekerja secara independen sesuai dengan dinamika yang dikembangkan dalam setiap department.

Karena prinsip dasar bahwa setiap manusia itu unik satu sama lain, maka dinamika yang terjadi pada satu department akan berbeda dengan dinamika pada department lainnya. Hal ini yang kemudian mengakibatkan perbedaan gerak langkah setiap department. Department tertentu mengklaim dirinya bergerak paling cepat dan memberikan kontribusi kemajuan paling banyak terhadap gerakan seluruh organisasi. Department yang lain mungkin punya penilaian yang sama yaitu dirinya yang paling dinamis.

Nah disinilah potensi terjadi 'sendatan2' seperti pada kereta api dengan 2 lok, atau mungkin 'pusingan' seperti pada mobil dengan empat mesin, bisa terjadi. Karena dinamika salah satu department yang berlebihan, maka akan membuat depertment2 lain yang kurang dinamis akan terseret. Terseretnya department ini akan menimbulkan gesekan, timbul efek baru yaitu 'panas' yang pada tingkat tertentu bisa 'membakar' seluruh organisasi. Sebaliknya dinamika yang tinggi tetapi tidak mampu menggerakkan seluruh organisasi, maka akan timbul gesekan pada dirinya sendiri, yang juga akan menimbulkan 'panas' dan 'kebakaran'.

Pada saat itulah, dibutuhkan peran seorang manajer, diperlukan protokol yang bisa mengatur dan menyalurkan kelebihan tenaga dari mesin yang lebih kuat, ke mesin yang kurang kuat, sehingga akhirnya seluruh roda akan berputar dengan kecepatan yang sama. Seorang manajer diperlukan sebagai protokol (pengatur) yang menyelaraskan dinamika department2nya. Ada kalanya dinamika tersebut direm, walaupun ini bukan suatu yang dianjurkan, karena betapapun 'rem' tersebut akan menimbulkan gesekan dan 'panas' (kekecewaan). Akan baik sekali apabila manajer bisa menyalurkan dinamika dari department yang dinamis, ke department yang kurang dinamis.

Peran protokol ini sangatlah menentukan, apakah organisasi itu bisa berjalan dengan arah yang benar, dan bisa dikendalikan, itu sangat tergantung dari keberhasilan seorang manajer menjadi protokol bagi department2-nya. Selain itu, setiap department juga harus mengetahui posisinya dalam sistem organisasi tersebut, sehingga pada tingkat tertentu, dia akan tahu dengan sendirinya bahwa dia harus mulai menyalurkan dinamikanya kepada department lainnya.

Dengan protokol yang bagus, mobil empat roda empat mesin tetap bisa berjalan dengan baik, pada arah yang benar dan dapat dikendalikan.

Salam, WID

0 Comments:

Post a Comment

<< Home