Bije Widjajanto shares his thought

Manusia dilahirkan untuk memberi arti bagi orang lain. Saya membagikan ide dan pemikiran saya lewat posting dalam blog ini dengan harapan ada yang bermanfaat bagi para pembaca. Topik yang saya angkat dalam blog ini berkisar antara: membangun motivas diri, self leadership, team building, konsep business development dan secara khusus franchising. Saya membuka diri bagi para pembaca yang ingin memberi masukan, komentar, kritik, saran ataupun koreksi.

Monday, January 02, 2006

Teamwork (#2/3)

..... sambungan Teamwork (#1/3) .....
2. Tim Pemain Kesebelasan
Dalam tim kesebelasan (biasanya ini adalah tim sepak bola) setiap pemain sesuai dengan keahliannya diberikan fungsi secara khusus. Ada yang disebut penyerang, ada gelandang, ada back kiri, back kanan, danada kiper. Semua mempunyai keahlian pada fungsinya, setidaknyaberdasarkan penilaian pelatihnya. Si kiper tentu ahli dalam menangkapbola dan bisa menendang sejauh mungkin; si penyerang `titis'menendang bola, dlsb.
Dalam keadaan `menyerang' semua anggota tim bergerak, berupaya untukmemasukkan bola ke gawang lawan, kalau perlu kipernya lari ke depandan ikut nendang. Begitu pula pada posisi bertahan (ketika diserang)semua anggota tim mundur kebelakang untuk mem-block gawang, jangan sampai lawan nendang bola masuk ke gawang. Sebaliknya, ketika kondisikembali ke normal, semua pemain kembali pada fungsinya masing2.
Kembalinya ke fungsi masing2 ini tidak pernah tertukar, misalnya yangkiper ya tetap kiper, sedangkan penyerang juga tidak akan berubahmenjadi back dlsb. Pada posisi normal tersebut, mereka mulai menyusun serangan sesuai dengan fungsi yang diembannya.
Dalam model `tim kesebelasan', ada diferensiasi fungsi pada anggota tim sesuai dengan garis organisasi dan keahlian mereka. Setiap fungsi memiliki jobdesc masing2 yang berbeda satu sama lain. Walau begitu tanggung jawab mereka dapat ditarik pada satu titik yang sama, dimana setiap anggota tim dapat mempunyai akses langsung pada goaltimnya.
Sebagai contoh tim dengan model ini terjadi pada penerbit majalah. Disana ada fungsi reporter, editor yang mengumpulkan artikel dariberbagai penulis, ilustrator, dan penata artistik. Pada keadaan normal, masing2 bekerja secara sendiri2 sesuai job yang dibebankan,ada yang menyortir artikel, ada yang mencari berita di lapangan, adayang merancang layout majalah yang akan terbit dll. Pada saat menjelang deadline masuk proses produksi, maka mereka semua bisa mengerjakan pekerjaan bersama2, saling crosscheck, sampai akhirnya majalah tersebut siap naik cetak.
Contoh lain tim model ini terjadipada: divisi penjualan sebuah manufacturing company, tim projectpengembangan aplikasi IT, event organizer, dll.
Faktor yang sangat dominan dalam model ini adalah koordinasi. Meskipun mereka tidak bisa saling menggantikan, tetapi kepeduliansetiap fungsi pada fungsi partnernya sangat penting. Mereka bisabertukar informasi atau meminta masukan2 untuk perbaikan hasil. Tujuannya mereka bisa mencapai hasil yang maksimal secara bersama2.
Untuk berkoordinasi dengan baik, tim pada model ini antara lain diperlukan:
- sistem dan prosedur kerja yang jelas
- alur kerja yang dimengerti oleh seluruh tim
- goal yang jelas dan ukuran yang obyektif atas team achievement
- komunikasi dan keterbukaan antar sesama anggota tim
- motivator yang dapat menggerakkan seluruh anggota tim
Beberapa hal yang bisa melemahkan tim ini antara lain adalah:
- penempatan anggota yang tidak sesuai dengan fungsinya
- sistem management yang kurang fleksibel
- leadership yang kurang pada manajer sebagai conductor teamwork tsb
Pada umtumnya tim model pemain kesebelasan ini terjadi pada divisi2kecil atau perusahaan-perusahaan kecil dengan jumlah karyawan yang tidak terlalu banyak.
Semoga bermanfaat.
Terima kasih dan salam,
Bije
www.benwarg.com

0 Comments:

Post a Comment

<< Home