Bije Widjajanto shares his thought

Manusia dilahirkan untuk memberi arti bagi orang lain. Saya membagikan ide dan pemikiran saya lewat posting dalam blog ini dengan harapan ada yang bermanfaat bagi para pembaca. Topik yang saya angkat dalam blog ini berkisar antara: membangun motivas diri, self leadership, team building, konsep business development dan secara khusus franchising. Saya membuka diri bagi para pembaca yang ingin memberi masukan, komentar, kritik, saran ataupun koreksi.

Monday, January 02, 2006

Masalah Kecil Jangan Dibiarkan

Seperti biasanya hari itu saya berangkat ke kantor bersama istri, mengantarkannya ke kantornya di Kuningan, baru kembali ke kantor saya di kawasan Palmerah. Walaupun jarak rumah saya ke kantor hanya sekitar 2 - 3 km, tetapi jalan yang saya tempuh setiap hari tidak kurang dari 15km. Pagi itu, jalan di sepanjang Arteri Pondok Indah, Pejompongan dan Mas Mansyur lancar-lancar saja seperti biasanya. Sampai di depan Hotel Sahid mejelang fly-over Karet saya terlibat dalam antrean kecil. Semula saya berpikir yang saya hadapi hanya antrian biasa, paling2 5 menit sudah lewat.

Ketika setelah 5 menit saya belum juga lolos, saya mulai curiga ada sesuatu yang tidak biasa. Ternyata benar, dari kejauhan terlihat sebuah mobil Suzuki Cary mogok di lajur kanan flyover Karet. Karena lokasi mogoknya tepat di tanjakan, pemilik mobil itu kesulitan untuk memindahkannya. Akhirnya dibiarkan saja mobil itu di sana sambil menunggu mobil derek DLLAJR. Praktis hanya 1 lajur yang berfugsi untuk kendaraan yang akan melintas dari Jl. Mas Mansyur ke Jl. Casablanca.

Antrian kendaraan terlihat semakin panjang, di belakang dan di lajur berlawananpun menumpuk karena sebagian besar dari merena akan berputar arah di depan Gedung Standard Chartered ini dan masuk ke jalur yang macet ini. Masih di tambah lagi dengan kendaraan2 dari Jl.Sudirman yang juga akan berputar di U-Turn yang sama. Saya lirik jam di dashboard mobil saya sudah menunjukkan 07:40, berarti sudah lebih dari 10 menit saya berada di situ.

Saya berusaha untuk tenang dan sabar, sambil berupaya menenangkan istri saya yang mulai kawatir terlambat di kantor. "Nanti setelah lewat mobil mogok itu pasti akan lancar", begitu saya katakan kepadanya. Ternyata kesabaran saya memang benar2 diuji pagi itu, ketika 07:50 pun saya belum melewati mobil tersebut. Sayapun mulai menggerutu: "apa saja sih kerjaan Polisi, kemana mereka semua, kenapa tidak segera mengirim mobil derek untuk menyingkirkan mobil ini, dasar polisi maunya nilang doang" dan umpatan2 lainnya. Saya sama sekali tidak berpikir bahwa polisipun akan sulit mendatangkan mobil derek di tengah kemacetan seperti ini.

Lebih heran lagi, setelah melewati mobil mogok itu, ternyata juga belum lolos dari kemacetan. Mobil2dari atas flyover yang akan berputar arah menuju Jl.Sudirman harus terhambat, karena arah sebaliknya macet total. Akhirnya dengan kesabaran yang tersisa tercampur dengan rasa putus asa, sayapun baru benar2 lolos pada 08:10. Jalan selanjutnya sepanjang Jl. Casablanca lancar dan akhirnya 08:15 saya bisa menurunkan istri saya di kantornya.

Untuk kembali ke kantor, saya sempat berpikir untuk mencari jalan lain menghindari kemacetan tadi, tetapi saya tidak menemukannya. Itulah jalan terdekat yang bisa saya lewati selama masa 3-in-1. Akhirnya saya putuskan untuk lewat jalan yang sama. Sudah terlanjur terlambat, macet ya dinikmati saja sambil melatih kesabaran. Tepat sampai di depan Ambassador jam 8.20 saya mulai bergelut dengan kemacetan lagi, tapi kali ini sudah bisa jalan sedikit2. Saya berpikir bahwa mobil mogok itu masih juga belum juga disingkirkan oleh petugas, sehingga masih macet juga.

Ketika saya lewat di arah sebaliknya lokasi mobil tadi mogok, ternyata disitu sudah tidak ada lagi yang mogok. Saat itu tepat 08:35 yang berarti kemacetan sudah berlangsung lebih dari 1 jam. Saya baru terpikir bahwa mobil kecil yang mogok di tengah flyover dan sudah ditangani tersebut, telah mengakibatkan kemacetan baru, dan kemacetan baru itu juga memicu kemacetan lainnya, begitu selanjutnya. Dan memang benar, ketika saya di puncak flyover, terlihat kemacetan terjadi sepanjang Jl. Mas Mansyur ke arah Kuningan, Jl. Casablanca ke arah Karet, dan Jl. Sudirman dari arah Semanggi ke HI.

Kejadian itu telah terjadi lebih dari 5 tahun yang lalu, tetapi saya masih mengingatnya, karena setelah saya renungkan sepanjang sisa perjalanan, saya temukan "lesson of life". Saya seperti disadarkan bahwa sebuah masalah yang kita timbulkan, walaupun masalah itu sangat kecil bagi kita, tetapi berpotensi menimbulkan masalah yang lebih besar pada orang lain. Dari sini, cara pandang kita terhadap masalah menjadi sangat penting. 'Sense of crisis' perlu selalu muncul dalam diri kita, sehingga akan memacu diri kita untuk tidak membiarkan masalah-masalah kecil.

Semoga bermanfaat.

Salam, Bije Widjajanto

0 Comments:

Post a Comment

<< Home