Bije Widjajanto shares his thought

Manusia dilahirkan untuk memberi arti bagi orang lain. Saya membagikan ide dan pemikiran saya lewat posting dalam blog ini dengan harapan ada yang bermanfaat bagi para pembaca. Topik yang saya angkat dalam blog ini berkisar antara: membangun motivas diri, self leadership, team building, konsep business development dan secara khusus franchising. Saya membuka diri bagi para pembaca yang ingin memberi masukan, komentar, kritik, saran ataupun koreksi.

Monday, January 02, 2006

RE: Kita Semua Calon Pensiunan (NGAK TAULAH)

Budi: Mas2 sekalian : Mungkin terlalu berat buat saya untuk ikut nimbrung soal pensiun SEMUA SUDAH BERFIKIR PENSIUN, BERSIAP2 UNTUK PENSIUN, SAYA MALAH MIKIR APA ... #deleted

MUNGKIN PADA UDAH BANYAK KALI PERSIAPAN BUAT PENSIUN DARI DUNIA INI, SEHINGGA MULAI BERFIKIR UNTUK PERSIAPAN PENSIUNAN KETIKA MASIH DIDUNIA

SORRY MAS, BELUM NYANTOL DIOTAK SAYA BUAT PENSIUN

Bije: Ketika saya memutuskan untuk naik pesawat terbang dari Surabaya ke Jakarta, pada saat saya sudah berada di pesawat dan pesawat sudah take-off, maka hanya ada dua alternatif yang saya punya: (1) saya akan sampai di Jakarta dengan selamat, atau (2) saya tidak sampai di Jakarta, baik karena pesawat berubah arah karena gangguan teknis atau karena pesawat yang saya tumpangi mengalami kecelakaan.

Alternatif (2) TIDAK PASTI dan di luar control area saya, oleh karena itu saya tidak perlu memusingkannya. Kalaupun saya paksakan untuk memusingkannya maka hanya akan membuat saya benar2 jadi pusing. Tetapi alternatif (1) adalah PASTI, bahkan saya bisa memprediksikan waktunya sampai ketelitian menit.

Nah, karena ke-PASTI-an ini, saya sama sekali tidak akan rugi memikirkannya, bahkan walaupun sampai membuat saya pusing. Misalnya, ketika sampai di airport saya akan mengambil bagasi dan kemudian mencari bis Damri yang murah itu. Saya akan pilih jurusan Blok M supaya saya bisa turun di Slipi atau di JDC. Dari situ saya bisa mampir menikmati dulu Rujak Cingur "Asmuni" yang tidak terlalu jauh dari JDC dan saya sudah lama tidak makan rujak cingur.

Dari situ, untuk sampai ke rumah mertua saya di daerah patal senayan, saya akan naik Mikrolet M09 atau M11. Kalau waktunya masih cukup saya bisa mampir ke kantornya Cak Chanam di Jl. Palmerah Barat, kebetulan kemarin ketika dia main Cash Flow 101 di rumah, sandal saya kebawa dia, nggak tahu sengaja atau tidak. Dan seterusnya dst.

Nah itulah contoh rencana saya, ketika rencana saya itu sudah lengkap dan rapi, pastilah saya tidak perlu membuang banyak waktu di airport, hanya untuk berpikir atau malah bingung saya harus naik apa atau saya harus kemana.

Begitu juga dengan masa pensiun, ketika saya memutuskan untuk memenuhi panggilan kerja, pada hari pertama saya masuk kerja, sayapun harus menyadari bahwa nanti pada usia tertentu saya akan pensiun. Pada umumnya karyawan pensiun usia 55 - 60. Ada orang yang ingin pensiun usia 55 sesuai ketentuan. Ada juga orang yang ingin pensiun di usia yang lebih tua lagi, misalnya 70th atau bahkan 80th. Sebaliknya ada orang yang ingin pensiun di usia lebih muda 45th, 40th bahkan 30th.

Setiap orang tentu punya alasan tersendiri memilih usia pensiunnya. Saya sendiri, kalau diijinkan memilih pensiun semuda mungkin. Dengan demikian saya akan punya lebih banyak waktu untuk menikmati dan mengamalkan hidup. Tentu hal ini mengandung konsekuensi saya harus merencanakan lebih baik. Dan untuk itu sayapun harus mempelajari berbagai alternatif yang diberikan oleh Bang Jo di posting sebelum ini.

Semoga bermanfaat dan salam, Bije

0 Comments:

Post a Comment

<< Home