Bije Widjajanto shares his thought

Manusia dilahirkan untuk memberi arti bagi orang lain. Saya membagikan ide dan pemikiran saya lewat posting dalam blog ini dengan harapan ada yang bermanfaat bagi para pembaca. Topik yang saya angkat dalam blog ini berkisar antara: membangun motivas diri, self leadership, team building, konsep business development dan secara khusus franchising. Saya membuka diri bagi para pembaca yang ingin memberi masukan, komentar, kritik, saran ataupun koreksi.

Monday, January 02, 2006

Metode Membangun Sub-conscious Mind (MOTIVATION #03)

REFRAMING
Metode Membangun Sub-conscious Mind
Rekan2 yth,
Dalam posting MOTIVATION kali ini saya ingin membawakantopik tentang membangun `sub-conscious mind'. Hal ini masihberhubungan dengan posting saya sebelumnya tentang perubahan karakter.Memang sebetulnya `motivasi' adalah hal-hal yang terkaitdenganperubahan, perubahan menuju `future expected condition' dansangatdipengaruhi oleh `karakter' seseorang.
Untuk mengubah karakter dalam diri kita, kita perlu mengubah cara kitaberpikir dalam merespon sebuah stimulus. Perubahan cara pikir tersebutperlu diteruskan sehingga menjadi sebuah pikiran yang tidak disadariatau pikiran bawah sadar atau `sub conscious mind'. Apabilaperubahanpola pikir itu sudah masuk dalam bawah-sadar, maka setiap terjadistimulus, maka secara otomatis, tanpa disadari, sistem syaraf kitaakan merespon dengan tindakan yang sesuai dengan pola pikir tersbut.
Yang jadi permasalahan, "Apakah bisa seseorang mengatur pikiranbawahsadarnya?" Jawabnya adalah BISA. Hal-hal tentang pengubahansub-conscious mind ini disebut dengan Neuro Linguistic Programmingatau lebih populer dengan singkatannya NLP. Dalam NLP ada beberapametode membangun sub-conscious mind salah satunya adalah menggunakanmetode REFRAMMING.
Secara garis besar, metode `reframing' adalah sebuah cara kitamenjadikan sebuah realitas (kejadian, tindakan atau fakta) negatifdapat membuat otak merespond secara positif. Mengapa otak harusmerespon positif? Karena dengan demikian otak akan menemukan suatupikiran positif dan akhirnya akan mendorong kita untuk melakukantindakan positif. Jadi pada dasarnya, `reframing' adalahsebuahtindakan untuk membingkai ulang sebuah realitas negatif menjadisesuatu yang positif.
Satu contoh sederhana: terkadang kita merasa diri kita terlalu tuauntuk memulai sesuatu. Let say untuk melamar pekerjaan baru. Kalauyang ada dalam pikiran kita: sudah tua berarti tidak produktif lagi,atau sulit untuk menyesuaikan diri, beban masalah sudah berat dll.maka kita tidak akan pernah untuk berangkat melamar pekerjaan. Kalaukita tetap pada pikiran2 tersebut maka akhirnya kita akan benar-benartidak produktif, untuk itu kenyataan tentang perasaan `sudahtua' tadiharus di-reframe atau dibingkai ulang dengan pikiran-pikiran yangpositif: pengalaman lebih baik dan lebih bijaksana. Dengan pikiranpositif tersebut, maka otak juga akan merespon dengan positif pulayang akan membuat lebih berani, percaya diri dan teguh dan mengambilkeputusan yang positif pula.
Contoh standard yang sering digunakan untuk ilustrasi metode iniadalah seorang penemu lampu pijar, Thomas Alfa Edison. Dia menemukanlampu pijar tersebut setelah mengalami lebih dari 10.000 kegagalan.Yang spektakuler dari Alf Edison adalah bagaimana dia bisa memotivasidirinya untuk tetap berusaha walaupun menglami kegagalan terusmenerus. Beberapa orang mengagumi Alfa Edison sebagai orang yang uletdan pantang menyerah, dan berhenti pada kekagumannya. Tetapisebetulnya lebih penting belajar darinya, bagaimana dia bisa tetapulet.
Dalam penyampaiannya, ternyata dia sangat baik melakukan reframingkali setiap mengalami kegagalan. Dia belajar dengan baik darikegagalan yang dia lakukan, dia mensyukuri setiap kegagalan, diaselalu bergembira setiap kali melakukan langkah yang gagal. Yang diakatakan setiap kali gagal adalah: YESSS, I'VE GOT AGAIN ONE WRONGWAYSUCCESSFULLY, "Yess, Saya telah berhasil temukan satu lagi carayangsalah". Respon itu yang membuat dia tidak pernah merasa bosan,untukberpikir mencari metode baru sampai menemukan sebuah metode yangBENAR.
Seorang pembicara NLP di Jakarta Tommy Siawira, mengatakan "NoFailureonly Respond". Setiap hasil, apakah itu gagal atau berhasil,semuanyaadalah respond atau akibat dari apa yang telah kita lakukan ataupikirkan. Kalau kita lakukan atau pikirkan sesuatu dengan benar makahasilnya akan benar juga.
Semoga bermanfaat dan salam,
Bije Widjajanto

0 Comments:

Post a Comment

<< Home