Bije Widjajanto shares his thought

Manusia dilahirkan untuk memberi arti bagi orang lain. Saya membagikan ide dan pemikiran saya lewat posting dalam blog ini dengan harapan ada yang bermanfaat bagi para pembaca. Topik yang saya angkat dalam blog ini berkisar antara: membangun motivas diri, self leadership, team building, konsep business development dan secara khusus franchising. Saya membuka diri bagi para pembaca yang ingin memberi masukan, komentar, kritik, saran ataupun koreksi.

Monday, January 02, 2006

Keranjang Babi dan Arus Listrik Dalam Kumparan (MOTIVATION #04)

OTAK MANUSIA CENDERUNG MEMBERI RESPOND NEGATIF

Suatu saat guru Fisika di SMA saya memberi pertanyaan aneh, setidaknya bagi saya. Begini pertanyaan itu: “Siapa yang tahu, bagaimana cara memasukkan babi ke dalam keranjangnya??”

Pada saat itu memang banyak orang mengirim babi dalam keadaan hidup dengan truk. Babi2 itu dimasukkan dalam keranjang bambu kira2 berdiameter 40 – 50 cm dan panjangnya tidak lebih dari 1m. Kaki babi2 itu di dalam keranjang terlipat ke belakang dan bagian belakang keranjang tsb diikat dengan tali. Dengan begitu babi2 itu tidak bisa bergerak sehingga dapat disusun sampai susun 3 – 4 tumpukan di atas truk. Hematkan ?? coba kalau dolepas begitu saja dia atas bak truk??

Beberapa siswa mengajukan jawaban namun ternyata tidak satupun yang benar. Tanpa memberi jawaban, dia malah menyuruh melihat sendiri cara tersebut di kandang babi. Kebetulan tidak jauh dari rumah saya ada beberapa peternak babi. Guru tersebut kemudian memulai pelajaran tentang arus listrik dalam kumparan.

Arus listrik yang dialirkan pada sebuah kumparan akan menimbulkan medan magnet dengan arah mengikuti ‘aturan jempol tangan kanan’. Kalau tangan kanan kita mengacungkan jempol (seperti RCTI OK), jari telunjuk sampai kelingking menunjukkan arah arus listrik sedangkan jempol menunjukkan arah medan magnet yang timbul. Besar medan magnet sebanding dengan besar arus yang mengalir dalam kumparan tersebut. Apabila besar arus berubah-ubah maka juga akan mengakubatkan perubahan besar medan magnet.

Yang menarik untuk diamati, saat arus mulai dialirkan ada tenggang waktu untuk mencapai arus maksimum. Sebaliknya, ketika arus diputus arus masih mengalir untuk beberapa saat sampai akhirnya berhenti sama saekali. Gejala ini terjadi karena reaksi kumparan terhadap arus yang mengalirinya. Kalau arus listrik menimbulkan medan magnet, sebaliknya perubahan medan magnet dalam kumparan juga akan menimbulkan arus listrik mengikuti ‘aturan jempol tangan kiri’.

Perubahan arus yang mengalir dalam kumparan menimbulkan perubahan medan magnet (positif/membesar), selanjutnya perubahan medan magnet dalam kumparan tersebut menimbulkan arus listrik dengan arah berlawanan (negatif). Arus negatif ini akan berhenti ketika tidak ada lagi perubahan medan magnet atau ketika arus listrik sudah mencapai nilai konstan. Arus listrik negatif tersebut yang menghambat aliran listrik, sehingga butuh tenggang waktu tetentu untuk mencapai nilai konstan (max).

Sebaliknya ketika terjadi pemutusan rangkaian listrik, terjadi perubahan arus yang menyebabkan perubahan medan magnet (negatif/mengecil). Perubahan medan magnet ini kemudian menimbilkan arus listrik (positif) dalam kumparan. Faktor ini yang menyebabkan tersisanya arus listrik beberapa saat ketika rangkaian listrik diputus.

Kesimpulannya: kumparan yang dialiri listrik akan memberi perlawanan dengan menimbulkan arus berlawanan, sebaliknya ketika arus listrik itu dihentikan, kumparan akan berupaya mempertahankan arus untuk beberapa saat. Kembali ke masalah ‘keranjang babi’, gejala yang sama juga terjadi. Untuk memasukkan babi ke dalam keranjang, tidak dilakukan dengan mendorong ‘pantat’ babi tsb ke arah keranjang, atau menarik moncongnya. Karena apabila babi didorong pantatnya dia akan mundur dan apabila moncung ditarik kedepanpun dia akan mundur. Untuk memasukkan babi ke dalam keranjang, ternyata dilakukan dengan menaruh keranjang di depan babi, kemudian dari belakang, buntut babi tersebut ditarik kuat2. Setelah kira2 kekuatan cukup, dilepaslah buntutnya dan si babi akan terperosok ke dalam keranjang, baru diikat.

Nah itulah cerita tentang keranjang babi dan arus listrik dalam kumparan, ada kesamaan karakteristik yaitu mereka sama2 melawan aksi yang diberikan kepadanya. Dan lebih jauh lagi, ternyata reaksi tersebut sudah merupakan gejala semua sistem alam. Ketika sebuah sistem diberi aksi, maka akan timbul reaksi yang melawannya. Bagaimana dengan manusia? Karena manusia juga merupakan sebuah sistem alam, maka pasti juga mewarisi karakteristik ini. Manusia, atau lebih spesifik lagi otak manusia, cenderung untuk memberi respon negatif terhadap suatu aksi.

Mari kita coba contoh berikut:

Contoh 1:

pejamkan mata beberapa saat......

kosongkan pikiran ........

bayangkan anda melihat selembar kertas.........

bayangkan kertas tersebut berwarna SELAIN HIJAU ......

Dari sebuah survey lebih dari 80% orang terbayang warna HIJAU sebagai reaksi spontan atas perintah di atas

Contoh 2:

lihatlah tulisan berikut: K .. O .. N .. O .. N ...........

bacalah tulisan tersebut dari kiri ke kanan, jangan dari kanan ke kiri.

Hasil survery lebih dari 95% responden tersenyum merespon perintahnya, sementara 5% lainnya ada kendala bahasa.

Respon otak seperti di atas terjadi setiap saat ketika orang dalam keadaan sadar, berbagai realitas yang disensor melalui panca ideranya, direspon oleh otak. Respon terhadap realitas yang sama biasanya juga sama, dan apabila terjaditerus menerus, maka akan masuk ke dalam pikiran bawah sadar (sub-conscious mind) yang nota bene sangat bertanggung jawab terhadap karakteristik seseorang.

Untuk membangun karakter positif, maka respon otak yang negatif tersebut harus dikendalikan. Kalau dibiarkan begitu saja, maka sebagian besar (sekitar 80%) akan bersifat negatif dan akhirnya sub-conscious yang terbentuk juga negatif dan akan berakhir pada timbulnya karakter negatif, seperti: lebih banyak mengeluh dari pada berusaha, menyalahkan orang lain daripada bertanggung jawab atas masalah yang terjadi, sibuk mencari kesalahan daripada mencari solusi, dlsb.

Mengontrol pikiran. Salah satu metode yang sering dipakai adalah NLP (Neuro Linguistic Programming), dengan teknik2 yang antara lain: affirmation, reframing, scrambling dan associating. Metode Reframing sudah pernah saya tayangkan dalam posting MOTIVATION #03.

Semoga bermanfaat dan salam,

Bije Widjajanto

1 Comments:

At 7:47 AM, March 22, 2020, Blogger PAK HARTO said...

Luar biasa. Ijin menukil sebagian.

 

Post a Comment

<< Home