Bije Widjajanto shares his thought

Manusia dilahirkan untuk memberi arti bagi orang lain. Saya membagikan ide dan pemikiran saya lewat posting dalam blog ini dengan harapan ada yang bermanfaat bagi para pembaca. Topik yang saya angkat dalam blog ini berkisar antara: membangun motivas diri, self leadership, team building, konsep business development dan secara khusus franchising. Saya membuka diri bagi para pembaca yang ingin memberi masukan, komentar, kritik, saran ataupun koreksi.

Monday, January 02, 2006

CHUNKING THE GOALS (MOTIVATION #06) 1/2

a 5000 miles journey begin from a yard step

Sudah menjadi tradisi, saya mudik sekeluarga setahun sekali di akhir tahun, sebagai acara refreshing keluarga sekaligus mengungkapkan hormat kepada orang tua. Perjalanan2 rutin saya itu sering kali memberi inspirasi luar biasa. Dalam perjalanan sepanjang 800km banyak hal yang terlihat, teramati atau rasakan yang bisa menjadi bahan refleksi dan pelajaran hidup.

Akhir tahun 2002 agenda tersebut menjadi sedikit terganggu, istri saya sedang mempersiapkan kelahiran anak kedua saya. Terlalu berresiko mengajak dia berkendara selama 18 – 24 jam. Apalagi dengan kondisi jalan yang tidak diketahui. Akhirnya kami memutuskan untuk berangkat dengan cara dan waktu yang berbeda. Istri dan anak pertama saya pulang lewat Surabaya menggunakan pesawat, sedang saya pulang dengan mobil bersama barang2 bawaan, menjemput di airport baru kemudian pulang kekampung saya di Blitar.

Sebelumnya saya berrencana mengajak seorang teman atau sukur2 bisa gantian nyetir. Celakanya pada saat2 terakhir teman saya (yang juga anggota milis ini) membatalkan karena sakit. Walaupun sedikit kecewa tetapi saya harus relakan kenyataan itu. Saya tetap harus berangkat dengan siapapun. Saya rencanakan berangkat Jumat sekitar jam 10 malam, tetapi pada hari itu saya masih harus bekerja sampai sekitar jam 7 di kantor, karena harus menyelesaikan semuanya sebelum saya tinggal selama 10 hari. Akhirnya saya sampai di rumah baru sekitar jam 9, setelah mengatur dan memasukkan seluruh barang bawaan ke mobil, yang volumenya memenuhi 100% ruang bagasi dan 50% kursi belakang. Akhirnya saya berangkat ke rumah mertua saya untuk mengantarkan istri dan anak saya. Jam 11 malam saya baru sampai sana.

Saat itu pun saya masih belum tahu siapa yang akan menemani saya pulang, syaratnya dia harus bisa baca peta sebagai navigator. Ada beberapa kemungkinan dan akhirnya ponakan perempuan saya waktu itu kelas 2 SMA mau menemani saya sampai Surabaya dan kembali hari itu juga ke Jakarta dengan Kereta Api. Setelah menetapkan jadual keberangkatan jam 6 pagi, akhirnya saya memanfaatkan waktu 6 jam tersebut untuk tidur sempurna.

Berbekal Peta Mudik Lebaran terbitan Sonora FM, saya berangkat hari Sabtu tepat pukul 6 pagi. Perjalanan yang akan saya tempuh hari itu kalau dihitung mendekati angka 900 km. Targetnya, hari Minggu pagi saya harus sudah menjemput istri saya di airport Juanda jam 7 pagi. Ketika berangkat sempat muncul juga perasaan ‘awang2en” melihat jarak tersebut dan harus nyetir sendiri, tetapi saya tetap saja berangkat dan seolah tidak memikirkan perasaan itu.

Saya mengalihkan pikiran saya pada betapa padatnya ruas Loh Bener – Palimanan kalau sampai di sana sudah lewat jam 8. Saya berusaha menempuh ruas itu dalam 2 jam saja. Ruas tol Cikampek bisa saya lewati dalam 1 jam dan karena tidak begitu ramai dan masih pagi, ruas pantura Cikampek – Loh Bener/Jatibarang bisa saya tempuh hanya dalam 1 jam juga. Dan walaupun tersendat sedikit di pasar tumpah di daerah Arjawinangun, saya sudah bisa melewati jalan Tol Kanci sekitar jam 9 pagi lebih sedikit.

Tanpa istirahat saya sampaikan pada ponakan saya bahwa kita akan makan siang di Semarang. Jarak ke Semarang sekitar 250km, untuk bisa makan siang di Semarang berarti Losari – Semarang harus saya tempuh dalam maksimal 4 jam. Target yang sangat berani. Tetapi ya sudah, jalani saja, Brebes, Tegal, Pemalang terlewati. Mendekati jam 12 siang saya melintas di daerah Comal, di sana ada sebuah Rumah Makan yang penunjuknya sudah ada sejak berjarak 32km. Akhirnya saya putuskan untuk makan siang di situ sekaligus istirahat sejenak.

Ditempat itu saya sempat telepon ke teman saya yang tidak jadi ikut, karena pada saat yang sama sedang berlangsung TURAT Cibubur I yang dimotori oleh Mas Mualib. Setelah beristirahat +/- 1 jam saya melanjutkan perjalanan. Saat ini targetnya keluar semarang maksimal jam 4 supaya tidak terlalu macet di ruas Semarang – Demak – Kudus – Pati karena daerah situ banyak pabrik, yang kalau pas pulang bisa membuat jalan tersendat. Tetapi karena kurang beruntung, di jalan Tol dalam kota semarang, saya salah keluar, sehingga harus terjebak dalam kemacetan kota Semarang,dan baru bisa keluar kota jam 4.30.

.... bersambung ... 2/2

0 Comments:

Post a Comment

<< Home