Bije Widjajanto shares his thought

Manusia dilahirkan untuk memberi arti bagi orang lain. Saya membagikan ide dan pemikiran saya lewat posting dalam blog ini dengan harapan ada yang bermanfaat bagi para pembaca. Topik yang saya angkat dalam blog ini berkisar antara: membangun motivas diri, self leadership, team building, konsep business development dan secara khusus franchising. Saya membuka diri bagi para pembaca yang ingin memberi masukan, komentar, kritik, saran ataupun koreksi.

Monday, January 02, 2006

Arti Puasa Bagiku

Rekan2 yth,

Sebentar lagi bulan puasa akan tiba dan sebagian di antara kita akan menunaikan ibadah puasa. Kali ini saya ingin berbagi tentang arti puasa yang saya rasakan. Semoga bermanfaat.

Ketika usia saya masih balita, bulan puasa adalah saat yang sangat saya rindukan. Saya tidak tahu dan tidak merasa perlu tahu apa yang dilakukan oleh orang dewasa. Bagi saya yang penting dalam bulan puasa, saya punya kesempatan minta dibelikan kembang api. Saat itu kembang api hanyalah seutas kawat sepanjang tidak lebih dari 30cm yang ketika dibakar hanya memancarkan percikkan cahaya2 putih kekuningan lemah. Dibandingkan dengan kondisi saat ini pemandangan di bengkel2 las jauh lebih indah.

Saat ini yang kembang api tersedia dalam beraneka jenis dan bentuknya. Ada yang bisa berkelap-kelip beraneka warna, ada yang bisa berputar2 seperti kuntum bunga, ada yang bisa terbang bak kumbang atau kupu2, ada lagi yang bisa meluncur ke udara dan pecah di atas menebarkan warna2 indah. Pendeknya saat ini kembang api sangat beraneka pilihan, tinggal ketebalan kantong saja yang bisa membatasinya, ada yang cukup dengan 1.000 rupiah sekantong, tetapi ada juga yang Rp. 100 ribu hanya untuk sekali menyala.

Ketika saya bertambah besar kira2 kelas 3 SD, puasa bagi saya adalah tersedianya beraneka makanan di sore hari. Warung sekolah di sebelah rumah, selalu buka pada sore menjelang buka puasa dengan menu2 berselera khusus bulan puasa. Favorit saya saat itu adalah awet serabi. Wah.. enaknya bukan main, dan itu hanya bisa dirasakan dalam bulan puasa saja. Selain itu, saya tidak lagi tertarik dengan kembang api, selain memang tidak menarik, bagi saya kembang api adalah konsumsi anak kecil, kurang berresikonya. Petasan adalah mainan yang sangat menarik, mulai dari petasan yang dibuat dari bambu kecil, bambu besar sampai dengan yang ditanam di tanah, yang kalau meledak bunyi ledakannya mungkin bisa mengakibatkan gempa dengan SR 1-2.

Ketika usia saya bertambah lagi kira2 kelas 5 SD, saya mulai mengerti bahwa bulan puasa berarti tidak boleh makan di siang hari. Puasa harus menahan lapar sampai sore hari. Walau tidak memahami sepenuhnya, sering kali saya juga mengikuti orang2 yang berpuasa. Kebetulan saya lahir dari keluarga yang bulan puasanya tidak selalu jatuh pada bulan Ramadhan, tapi sekitar bulan Maret - April setiap tahun. Saya suka ikut2 berpuasa supaya saya bisa ikut berbuka puasa, makan bersama menikmati menu2 spesial puasa.

Selain itu dalam bulan puasa saya tidak perlu takut2 lagi ketika pulang dari nonton TV pada malam hari. Saat itu TV masih menjadi barang mewah yang tidak dimiliki oleh semua orang. Di kampung saya jumlah keluarga yang punya TV masih bisa dihitung dengan jari tangan. Itupun harus dioperasikan dengan aki, karena listrik belum mengalir. Saya tidak lagi takut berjalan dalam kegelapan di malam hari sekitar 200 - 300 m, karena selain rame2, teman2 saya mengatakan bahwa setan, dhemit dan hantu diikat pada bulan puasa sehingga tidak lagi mengganggu manusia.

Ketika saya beranjak dewasa, saya sadar bahwa dalam bulan puasa tidak hanya lapar yang harus ditahan. Puasa menjadi sarana praktek untuk menahan nafsu badan, kurun waktu untuk berjuang melawan keinginan2 badan. Pendeknya saya sadar bahwa puasa merupakan sebuah latihan untuk mengalahkan diri sendiri.

Pemahaman saya tentang puasa sesuai spiritualitas yang saya yakini, puasa disebut juga notifikasi atau matiraga. Artinya cara saya belajar, berusaha dan berjuang untuk mematikan raga. Sebagai manusia biasa tentu saya tidak terlepas dari keinginan2 badan yang apabila ditelusuri lebih jauh, sering tidak membawa manfaat bagi diri saya sendiri ataupun orang lain. Puasa bagi saya merupakan sebuah renungan, apakah saya sudah menjalankan kebajikan selama setahun terakhir ini dan apa yang bisa saya pulihkan dari luka2 yang telah saya buat selama setahun ini.

Saat ini, ketika saya tidak lagi muda, ketika apa yang saya lakukan akan berakibat kepada banyak orang, dan ketika segala keputusan saya mungkin akan berakibat negatif bagi orang lain, saya menemukan arti baru sebuah 'puasa'.

Menyadari saya adalah insan lemah yang mudah jatuh, 'puasa' ternyata memiliki makna yang sangat berbeda dari pengertian sebelumnya. Saat ini, bagi saya 'puasa' berarti adalah 'menimba' kekuatan untuk melawan kelemahan badan.

Seperti halnya badan perlu air untuk tetap segar dan kuat untuk melakukan kegiatan, begitu juga dengan jiwa. Untuk bisa tetap kuat melakukan hal2 kebaikan melawan keinginan dunia maka jiwa perlu 'rahmat'. Melalui berpuasa, kita berusaha untuk menimba rahmat dari Tuhan yang Maha Rahmat. Bagi saya rahmat Tuhan akan mengalir kedalam hati ketika saluran rahmat itu ada dan lancar.

Hubungan semakin baik, maka saluran itu semakin lebar, dan hubungan ini tercermin dari kehidupan doa kita. Semakin baik kita berdoa maka semakin dekatlah hubungan dengan Tuhan dan semakin lebarlah saluran rahmat itu. Ada kalanya saluran yang cukup lebar ini ternyata kurang memberi jalan bagi rahmat untuk mengalir karena ternyata ada yang menyumbat. Untuk membuang sumbatan2 itulah perlu kita melakukan matiraga, untuk mengalahkan keinginan2 badan dan berbuat kebajukan.

Rekan2 yth, mungkin arti puasa yang saya rasakan ini berbeda menurut anda semua, walaupun begitu, lewat sharing ini saya ingin mengucapkan SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA bagi rekan2 sekalian, semoga senantiasa kita mendapatkan Rahmat, Ketabahan dan Kekuatan dalam menghadapi beratnya permasalahan hidup kita.

Salam,

Bije Widjajanto

0 Comments:

Post a Comment

<< Home