Bije Widjajanto shares his thought

Manusia dilahirkan untuk memberi arti bagi orang lain. Saya membagikan ide dan pemikiran saya lewat posting dalam blog ini dengan harapan ada yang bermanfaat bagi para pembaca. Topik yang saya angkat dalam blog ini berkisar antara: membangun motivas diri, self leadership, team building, konsep business development dan secara khusus franchising. Saya membuka diri bagi para pembaca yang ingin memberi masukan, komentar, kritik, saran ataupun koreksi.

Thursday, February 23, 2006

Relative Perspective

Ketika menilai kenyataan yang dihadapi, sering orang terperangkap dalam paradigma dan perspektif pemikiran yang ada di kelapanya. Pandangan orang lain, atau situasi emosional yang berbeda terkadang menghenyakkan kita dari penilaian yang kita keyakinan sebelumnya.
Ilustrasi di samping sekedar memberikan metafora bahwa pandangan kita yang didasarkan pada teori, paradigma, atau konsep-konsep yang kita yakini bukanlah sesuatu yang mutlak.
Instruksi:
  1. Perhatikan gambar 2 wajah, sebelah kiri sebut A dan sebelah kanan sebut B
  2. Mana antara A dan B yang sedang happy, anda akan pilih dia ketika mau pinjam uang
  3. Mundurlah 3-4 langkah dari monitor anda, sekarang nilailah apakah pilihan anda tepat??
  4. Renungkan dan terapkan dalam hidup anda.
Semoga bermanfaat dan salam,
Bije Widjajanto

Wednesday, February 22, 2006

5 Winning Character of Future's Profesionals

Tuntutan Profesionalisme Mas Depan

(Cuplikan dari makalah ‘Winning the Future”)

Tantangan hidup semakin lama semakin berat, sejalan dengan kemajuan peradaban manusia. Dalam kondisi ini, orang yang ingin sukses mengarungi masa depan, perlu mempersiapkan dan melengkapi dirinya dengan keterampilan serta kompetensi tertentu. Selain itu, untuk mendapatkan peluang sukses yang lebih besar, perlu dibangun sejak dini karakter-karakter sebagai berikut:

1. Kreatif

Pribadi yang kreatif berpeluang lebih besar untuk mampu menghadapi perubahan-perubahan yang terus menerus terjadi. Berbekal kreativitas yang dimiliki, pribadi yang bersangkutan akan selalu mampu mendapatkan jawaban atas persoalan yang timbul atau metode baru yang sesuai dengan perubahan yang terjadi. Ada beberapa kriteria untuk membina kreativitas positif sebagai berikut:

  1. Konstruktif, pribadi yang konstruktif selalu mencari hal-hal baru yang mampu menghasilkan perbaikan, hasil akhir yang lebih baik dengan sejauh memungkinkan, tidak menimbulkan kerusakan pada bagian atau hal lain.
  2. Multidimensi, melihat setiap persoalan dari berbagai sudut pandang yang berbeda, sehingga solusi yang dihasilkan mempunyai dimensi yang pula dan dapat diaplikasikan secara lebih luas pula.
  3. Solution Oriented, selalu menempatkan solusi sebagai tujuan akhir dan melihat masalah yang dihadapi sebagai dasar pemikirannya. Pribadi yang berorientasi pada solusi selalu menempatkan masalah sebagai bagian yang terpisah dari ikatan emosional mereka. Sehingga dengan demikian akan tercipta sebuah solusi yang obyektif.

2. Network

Network (jaringan) yang luas akan membantu setiap pribadi mendapatkan peluang-peluang yang lebih baik, dalam perjuangannya mencapai kesuksesannya baik sebagai karyawan, profesional maupun pelaku bisnis. Dalam membangun jaringan, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan:

  1. Inklusif, jaringan yang dibangun sebaiknya bersifat inklusif, lepas dari keterikatan primordial, golongan, profesional ataupun faktor lain yang bersifat internal. Tentu hal ini dilakukan dengan tetap memperhatikan pentingnya setiap pribadi mempunyai kelompok dan jaringan menurut minat dan kepentingan pribadi lainnya.
  2. Seimbang, dalam menjalin sebuah jaringan, ada dua hal yang menjadi konsekuensi bagi orang yang bersangkutan, yaitu apakah orang tersebut akan ‘memberi’ manfaat kepada jaringannya, atau sebaliknya dia mengharapkan ‘mendapat’ manfaat tertentu dari jaringannya. Dalam membangun jaringan sebaiknya menjaga keseimbangan antara apa yang ‘diperoleh’ dan yang ‘diberikan’ kepada jaringannya.
  3. Leveraging, kriteria ini diperlukan agar setiap pribadi bisa mengambil manfaat dari keberadaan jaringan yang diikutinya. Baik jaringan tersebut bersifat ‘memberi’ ataupun ‘menerima’, keduanya harus bisa memberi manfaat bagi yang bersangkutan. Manfaat tersebut haruslah ‘mengungkit’ (leveraging) upaya mencapai tujuan pribadinya.

3. Mandiri

Kemandirian diperlukan oleh pribadi yang sukses untuk bisa mengerjakan pekerjaan dan tugas-tugasnya sebagai manifestasi keberadaan dirinya. Pribadi yang mandiri mampu menyelesaikan pekerjaannya dan mengatasi setiap masalah yang dihadapi secara mandiri. Mereka tahu kepada siapa mereka harus bertanya apabila ada sebuah permasalahan yang belum mereka ketahui jalan pemecahannya. Sikap yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan kemandirian adalah sebagai berikut:

  1. Profesional, pribadi mandiri yang diikuti dengan sikap profesional mencerminkan penguasaannya pada hal atau area yang menjadi bidangnya. Profesionalisme dapat dilihat dari pengetahuan serta kemampuan yang dimiliki untuk membuahkan hasil berkualitas dan memuaskan. Profesionalisme yang tinggi akan membuat pribadi yang bersangkutan dapat mengaktualisasikan karya-karyanya secara mandiri babas dari ketergantungan pada orang lain.
  2. Tanggung Jawab, pribadi yang mandiri perlu sikap tanggung jawab karena dengan demikian, orang lain akan lebih percaya akan hasil dari pekerjaannya serta akibat yang mungkin akan terjadi baik karena hasil pekerjaannya ataupun karena proses pengerjaannya. Pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab, tahu dan berani memberi jaminan terhadap semua akibat yang timbul oleh pekerjaannya.
  3. Dapat diandalkan, sikap pribadi mandiri yang ketiga adalah reliable (dapat diandalkan). Sikap ini bisa memberikan rasa tenang kepada orang yang memberi tugas: atasan, client, mitra, konstituen atau stake-holder lainnya. Kepada pribadi yang ‘dapat diandalkan’, seseorang bisa dengan kepercayaan penuh memberi tugas atau mendelegasikan, sehingga pada akhirnya yang bersangkutan dapat melakukan pekerjaannya secara mandiri dan secara penuh mengaktualisasikan dirinya melalui hasil yang diberikan.

4. Open minded

Open minded atau ‘berpikiran terbuka’ diperlukan oleh setiap pribadi sukses dalam mengantisipasi setiap perubahan. Pribadi berpikiran terbuka tidak takut terhadap perubahan, dan tidak melekat pada kemapanan. Mereka selalu menangkap setiap hal yang berbeda dengan pikiran, ide atau opini mereka secara teruka. Pribadi tersebut pada umumnya mudah untuk memahami jalan pikiran orang lain. Hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan pikiran yang terbuka antara lain adalah:

  1. Positif, merespons kenyataan hidup dengan pikiran positif. Hal ini sangat penting, karena dengan pikiran positif akan merangsang otak untuk mencari solusi yang lebih baik, sementara pikiran negatif akan menghentikan sistem saraf dari pencarian ide-ide baru sebagai respons kenyataan yang diterimanya. Pikiran positif juga bisa memudahkan terjadinya kompromi apabila ada dua pemikiran yang bertentangan.
  2. Optimis, sikap optimis selalu berorientasi pada hasil yang lebih baik. Pribadi-pribadi yang optimis mampu menerawang masa depan dengan penuh harapan, dan hal ini akan membuat mereka selalu mendapatkan ide-ide cemerlang untuk mengantarkan mereka pada masa depan yang mereka impikan. Sebaliknya sikap pesimis hanya berpikir pada masa lalu, menempatkan kegagalan-kegagalan masa lalu sebagai menghalang (block) atas harapan masa depan yang lebih baik.
  3. Mencari yang terbaik, kesempurnaan tidaklah datang seketika. Pribadi yang berpikiran terbuka selalu ‘menggugat’ diri dengan mencari hal-hal baru yang bisa membuat sesuatu yang ada menjadi lebih baik dengan perubahan-perubahan tertentu. Sikap ini pada umumnya mengatarkan pribadi yang bersangkutan untuk mencapai tingkat kesempurnaan yang luar biasa.

5. Team player

Tidak ada pekerjaan yang bisa diselesaikan sendiri. Setiap saat dan segala sesuatu di dunia ini terjadi melalui serangkaian campur tangan berbagai pihak. Pribadi-pribadi yang berkarakter pekerja kelompok mengetahui kenyataan tersebut. Mereka tidak mau mengandalkan dirinya sendiri, mereka tahu bahwa setiap hal akan menjadi lebih baik apabila disatukan dari hasil pemikiran lebih dari satu orang. Hal-hal atau sikap yang terkait karakter pekerja kelompok ini antara lain adalah:

  1. Delegatif, sikap ini memungkinkan pribadi yang bersangkutan untuk menerima penugasan atau bagian pekerjaan yang harus menjadi tanggung jawabnya dengan ikhlas. Sebaliknya mereka juga rela menyerahkan pekerjaan atau bagian dari pekerjaannya kepada orang lain, dan menyerahkan otoritas yang dimilikinya menjadi tanggung jawab orang lain, dengan berpegang pada pencapaian hasil yang lebih baik.
  2. Fleksibel, seorang pekerja kelompok mampu melakukan perubahan-perubahan kecil guna menyesuaikan dengan kondisi timnya. Ada kalanya anggota tim lain menemui permasalahan dalam menjalankan tugas yang menjadi tanggung jawabnya, padahal kegagalan anggota tersebut bisa menimbulkan masalah bagi anggota tim lainnya. Dalam kondisi seperti ini, pekerja tim yang fleksibel mau dan berani mengambil alih atau membantu anggota yang bermasalah untuk menyelesaikannya dengan tujuan mereka dapat menyelesaikan target kelompoknya sesuai dengan yang telah ditetapkan.
  3. Pekerja Keras, selain bertanggung jawab kepada pemberi tugas, pekerja kelompok juga bertanggung jawab kepada kelompoknya. Pribadi pekerja kelompok menyadari bahwa kegagalan yang dibuatnya dapat diartikan sebagai beban seluruh anggota kelompok. Didasari kesadaran tersebut, mereka terdorong untuk melakukan segala upaya, mereka bekerja keras untuk menyelesaikan tanggung jawabnya

Membentuk 5 Winning Character

Jawaban atas Tuntutan Profesionalisme Masa Depan

Dari tuntutan profesionalisme seperti dijabarkan di atas, dalam menciptakan pribadi-pribadi sukses, yang akan tampil sebagai pemenang masa depan, perlu dilakukan persiapan sejak dini. Salah satu persiapan yang penting adalah pembentukan ‘karakter pemenang’ kepada anak didik, mulai dari pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi. Selama ini disadari bahwa selain faktor intelegensi, ‘karakter’ seseorang sangat berpengaruh dalam keberhasilannya di semua bidang pekerjaan yang dijalani.

Dalam kaitan dengan membentuk karakter pemenang, ada empat materi yang perlu dilatih yang bertujuan membentuk karakter positif:

1. Personality Development

Secara garis besar, materi ini bertujuan untuk memberi pengetahuan bagi para mahasiswa untuk meningkatkan dan mengembangkan kepribadiannya. Hasil yang diinginkan dari pemberian materi ini adalah terbentuknya ‘kepribadian’ unggul, yang akan sangat bermanfaat dalam membangun jaringan.

Materi personality development mencakup topik ajaran sebagai berikut:

  1. Cara bergaul, yaitu memberi pengetahuan tentang pergaulan sesuai dengan jaman yang sedang berlangsung. Tujuan pengajaran topik ini agar para mahasiswa dapat menjalin pergaulan yang luas, dari berbagai kalangan, dapat menembus komunitas keilmuan yang ditekuni saja.
  2. Perbaikan penampilan, yaitu memberikan pengetahuan bagaimana berpenampilan sesuai dengan perkembangan jaman dan situasinya, mulai dari cara berpakaian, cara membawakan diri, cara berbicara dan lain-lain. Tujuannya adalah mahasiswa akan mampu membawa dirinya dalam situasi apapun dengan penuh percaya diri.
  3. Etika, yaitu memberi pengetahuan tentang etika berhubungan dangan orang lain, baik secara formal maupun non-formal, baik secara lisan, komunikasi dengan alat, ataupun berkorespondensi dengan bahasa tulis. Tujuan pengajaran materi ini adalah bahwa mahasiswa mengetahui bagaimana harus menjalin hubungan atau berkomunikasi dengan pihak-pihak lain.

2. Emotional Motivation

Materi Emotional Motivation ini secara garis besar bertujuan untuk menumbuhkan motivasi dari dalam diri sendiri. Hal ini sangat penting bagi para mahasiswa untuk menguatkan kemauan dan keyakinannya dalam meraih cita-cita yang diinginkannya. Seseorang yang bisa membangkitkan motivasi dari dalam diri sendiri akan mampu mengatasi segala permasalahan hidup yang dialaminya, orang tersebut tidak memerlukan orang lain untuk bangun dari kejatuhan yang dialaminya.

Topik yang diajarkan dalam materi ini meliputi:

  1. Melakukan Perubahan dalam diri untuk mengubah karakter-karakter negatif yang bisa menghalangi perjalanannya menentukan atau meraih cita-cita.
  2. Merangsang jiwa untuk hidup secara lebih baik melalui pertanyaan-pertanyaan. Dengan pertanyaan yang benar jiwa akan bereaksi secara positif untuk bertahan hidup, keluar dari permasalahan atau mencapai hidup yang lebih baik.
  3. Mencari sumber-sumber motivasi yang bisa digunakan untuk membangkitkan motivasi baru setiap saat.
  4. Membentuk dan mengembangkan karakter baru yang positif dan berguna untuk memenangkan masa depan.

3. Personal Selling

Materi Personal Selling ini secara garis besar bertujuan melatih kemampuan mahasiswa untuk membangun rasa percaya diri dalam mengomunikasikan ide-idenya dan memenangkan negosiasi atas ide-idenya secara positif. Hal ini sangat penting dalam kenyataan hidup, bahwa seorang Sarjana Sains harus mampu menjual ide-ide cemerlangnya kepada orang lain, baik itu yang berkaitan dengan bidang ilmu yang dipelajari ataupun hal-hal lain yang melekat dengan profesi dan profesionalisme mereka sesuai dengan gelar yang dimiliki.

Topik yang diajarkan dalam materi ini meliputi:

  1. Membangun rasa percaya diri dengan melakukan breakthrough, sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Rasa takut dan malu sering menjadi penghalang untuk melakukan hal-hal yang baru walaupun mereka yakin akan hasilnya.
  2. Komunikasi efektif, dalam topik ini mahasiswa dilatih untuk melakukan komunikasi secara efektif, menggunakan seluruh sumber daya yang ada dengan tujuan orang lain memahami apa yang menjadi pikirannya. Selain itu juga dilatih cara mendengarkan dengan baik, hal ini juga penting karena dalam komunikasi, selain berbicara, seseorang juga dituntut untuk bisa mendengarkan lawan komunikasinya dan menangkap isi pikirannya.
  3. Keterampilan menjual, yang pertama dalam topik ini akan diajarkan seni bernegosiasi dan bagaimana memenangkannya. Metode melakukan pendekatan emosional dalam menawarkan ide sangat penting untuk berhasilnya sebuah penjualan. Untuk itu, metodologi pengajaran yang paling cocok adalah melibatkan mahasiswa dalam latihan-latihannya.

4. Entrepreneurship

Materi Entrepreneurship ini secara garis besar bertujuan membangun keberanian untuk mengambil keputusan dan menghadapi segala risiko yang timbul dari keputusan yang dipilihnya. Kepada mahasiswa diberikan penyadaran bahwa hidup manusia pada umumnya adalah pilihan dari berbagai kenyataan yang dihadapi setiap saat. Selanjutnya diarahkan pada kemampuan menentukan pilihan yang tepat, yaitu pilihan yang dapat memberikan kebaikan. Tujuan akhir dari materi ini adalah ‘kebijaksanaan’ yaitu kemampuan menentukan pilihan ‘tepat’ yang bisa membuat keadaan lebih baik.

Topik yang diajarkan dalam materi ini meliputi:

  1. Membangun passion (gairah hidup), dengan mengevaluasi potensi yang terkandung dalam dirinya, peluang-peluang yang ada di luar, menyatukan dengan karakter positif yang dimilikinya dan menuangkan dalam sebuah konsep pemikiran yang logis.
  2. Membangun keberanian untuk mengambil risiko atas sebuah keputusan yang penting. Faktor emosi sangat berpengaruh dalam ini. Banyak keputusan penting yang berpeluang sangat baik tidak diambil karena orang yang bersangkutan tidak berani menghadapi risiko yang ditimbulkan. Dalam topik ini, para mahasiswa diajak untuk masuk ke dalam kondisi emosi yang dapat mendorong dia untuk mengambil keputusan. Penerapan prinsip ‘avoid pain and gain pleasure’ diterapkan dalam topik ini.
  3. Pada akhir dari materi Entrepreneurship ini diberikan topik leadership (kepemimpinan). Seorang pemimpin haruslah mempunyai visi dan gairah kerja yang tinggi, keberanian mengambil keputusan dan sanggup menghadapi risiko. Kepada mahasiswa diberikan pengetahuan dan hikmat kepemimpinan yang bisa menginspirasi mereka untuk menumbuhkan jiwa kepemimpinannya sendiri. Secara umum, topik kepemimpinan ini adalah mempelajari model-model kebajikan yang dilakukan oleh pemimpin-pemimpin besar dunia. Selain itu, topik ini juga memberi penegasan tentang kebajikan-kebajikan yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin.